Saturday, September 27, 2014
Pergilah!
Bagaimana
sakitnya ditinggalkan bukan sebuah masalah bagimu, namun bagiku.Sesaat
sebelum kau berkata usai, aku tahu bahwa sesungguhnya waktuku telah habis untukmu, itu menyakitkan.Seperti hembusan angin yang membawaku beralih demikian cepat. Seolah aku bukan orang
yang tepat, namun sempat.Kau pun begitu, terbawa genggam orang
yang kau sanggah, seolah hanya singgah.Lalu, Tuhan memberi sebuah hukuman saat menghapusmu dari cerita yang sudah kutulis sedemikian rupa.Kita pernah sama membayangkan hal-hal bahagia dalam lelap, saat tubuh merapat dan hangat dalam dekap.Kita pernah sama tinggi dalam debat, seolah tak ada jalan untuk saling tatap dalam hangat.Kita pernah sama kuat bertahan dari angin yang berembus, pada akhirnya kaki kita goyah, jatuh dan meratap.Kita pernah sama senyum dalam bincang yang tak putus. Bahkan, saat langit berubah kelam sampai matahari tersenyumhangat penuh sambut.Namun, ketahuilah, bukan aku tak ingin kau bahagia di sini.
Karena paham terkadang salah, maka kau tak mampumenerima tulusnya sayang yang kutawarkan.Ada yang lebih menyakitkan ketimbang kepergianmu dari jalanku, itu adalah saat aku percaya dongeng peri baik hati,namun ternyata banyak hal yang diingkari.Sampai akhirnya, kita berpisah di persimpangan, kulihat kau berjalan dengannya dan aku sendiri tersandung batu di jalansetapak.Kulihat kau dengan mudah mengarungi samudera dengannya, sedangkan aku sendiri, berlayar dengan gontai di tengahdeburan ombak.Sekiranya ada jalan yang begitu mudah kuarungi, aku sadar itu bukan denganmu. Di tengah inginku untuk ada di satujalan bersamamu. Aku suka, kamu suka, namun ternyata tidak pernah ada kita.Kuharap, setelah kau tak lagi ada dalam hidupku, dalam sekedip juga aku mampu melupakanmu.
Thursday, September 25, 2014
Masih ingatkah
Masih ingatkah dulu? Hari demi hari telah kita lewati hingga
akhirnya aku tidak sadar bahwa bintang yang bersinar dimalam hari biasa
terkalahkan oleh bintang yang bersinar dari dimata kamu, aku tidak sadar bahwa
lautan yang luas dan dalam yang kusadar saat itu cinta dan sayang aku ke kamu
itu ga ada batasnya dan sangat tulus, dan hingga akhirnya aku tidak sadar bahwa
pemandangan alam yang begitu indah terkalahkan oleh sosok dirimu yang begitu
sempurna. Berharap untuk menjadi sosok yang berarti dimatamu itu adalah
harapanku yang tak pernah terwujud karna aku sadar aku cuma manusia yang tidak
melebihi batas dari kata “manusia yang sempurna”. Beridi sendiri untuk melawan
waktu melupakanmu itu sangat berat bagiku. Kehingan dimalam dan kenangan dimasa
lalu selalu hadir dimemory otak ini,Cukup! Semua ini hanya membuatku melemah
dan tak berdaya sampai akhirnya aku lupa akan caranya berdiri tegak melawan
ombak yang besar kenapa semua ini harus terjadi kenapa kita awalnya berteman,
menjadi sepasang kekasih, dipisahkan oleh takdir, dan hingga akhirnya kita
saling membenci satu sama lain. Apakah kamu masih ingat? Kita dulu pernah
berjanji untuk memasang pecahan puzzle bersama hingga menjadi utuh? :”)
Tuesday, September 16, 2014
Kenangan yang sulit dilupakan
Semua berlalu dengan begitu saja itulah yang namanya kenangan terkadang membuat diriku teringat akan kenangan itu kesepian yang selalu menghantuiku kenangan itu seakan akan merasuki hati ini semakin ku ingin melupakannya semakin teringat kenangan itu malam yang begitu gelap selalu mengundang kenangan itu jujur saja melupakan kenangan itu hanya membuat hati ini semakin terluka, aku rindu akan sosok dirimu yang selalu menemani ku, aku rindu akan sosok dirimu yang selalu menghiasi hari hari ku, aku rindu akan sosok dirimu yang selalu menerima kekuranganannya diriku. jika memang ia bukan jodohku aku mohon tolong jauhkan dia dari diriku, jika dia memang jodohku pertemukanlah kami berdua.
hari demi hari kenangan itu selalu membuat rindu ini semakin tak terbendungi, air mata yang menetes dipipi ini seakan akan mengartikan bahwa sosok dirimulah yang aku rindukan disetiap do'a ku namamu selalu ku sebut air mata yang begitu deras selalu mengalir bagaikan ombak yang besar menghantam tepian pasir pantai, gelas yang ku genggam tak se erat genggamanku saat aku memegang tanganmu maafkan aku telah menjadikan mu hancur seperti puing puing pecahan gelas kaca.
semua sudah terlambat semua sudah terjadi keadaan ini selalu membuatku semakin lemah aku tersesat didalam gelapnya lubang yang dalam aku butuh kamu disini.
hari demi hari kenangan itu selalu membuat rindu ini semakin tak terbendungi, air mata yang menetes dipipi ini seakan akan mengartikan bahwa sosok dirimulah yang aku rindukan disetiap do'a ku namamu selalu ku sebut air mata yang begitu deras selalu mengalir bagaikan ombak yang besar menghantam tepian pasir pantai, gelas yang ku genggam tak se erat genggamanku saat aku memegang tanganmu maafkan aku telah menjadikan mu hancur seperti puing puing pecahan gelas kaca.
semua sudah terlambat semua sudah terjadi keadaan ini selalu membuatku semakin lemah aku tersesat didalam gelapnya lubang yang dalam aku butuh kamu disini.
Sunday, September 14, 2014
AKU KAMU kini telah berakhir
Hey kamu? apa kabar? masih ingat aku? yang dulu selalu memperjuangkan kamu tanpa kenal lelah. masih ingat kenangan kita dulu? aku rasa kenangan itu masih membekas di hati dan memory otak kita masing masing. bagaimana dengan pagimu? apa ada orang yang telah menggantikan aku untuk menyambut pagi mu dengan kata kata romantis seindah matahari bersinar? bagaimana juga dengan malammu? apa ada orang yang mengucapkan kata romantis yang seindah bintang di langit?, bagaimana dengan perhatiannya aku yang dulu? yang selalu mengingatkanmu jika tidak sholat? mengingatkanmu jika tidak makan? dan mengingatkanmu jika keluarga adalah tempat kamu berkumpul? apa ada orang yang mengingatkan itu? apakah masih ada aku di dalam diam mu? apa masih ada namaku di dalam do'a mu? apa masih ada aku disaat kamu bahagia bersamanya? terlalu banyak pertanyaan yang membosankan tapi aku yakin di balik pertanyaan yang selalu aku tanya ke kamu pasti ada sedikit rasa yang mengganjal di hatimu,yaitu rindu.
ya ini adalah tentang aku dan kamu yang bukan lagi menjadi kita, bukannya aku egois sehingga tidak mau memanggil nya KITA lagi, tetapi kisah dimana aku dan kamu menjadi KITA telah berakhir, aku tidak menyalahkan kamu ataupun siapapun karna hubungan ini tlah berakhir karna sekarang aku percaya "Cinta akan tersimpan rapih pada tempatnya, dan cinta tidak bisa saling memaksa ataupun di paksa karna cinta soal keikhlasan yang tumbuh dari dalam hati". bukankah semua orang tidak ada yang menginginkan perpisahan itu terjadi? jika iya aku salah satunya, tetapi aku sadar satu hal: "ketika pertemuan itu terjadi,kita harus siap siap akan adanya perpisahan", apakahaku menginginkan aku dan kamu berpisah? tentu tidak.
Semakin malam, aku semakin mengingat semuanya. semua kejadian yang disengaja maupun tidak. Semua obrolan panjang sampai obrolan pendek kita. semua kenangan manis ataupun kenangan buruk. Semua telah tersusun rapih disini, dikepalaku. Aku masih ingat ketika dari dulu aku sangat memuja dan mengagumimu dengan sangat. Aku masih ingat, ketika aku mencari informasi tentangmu. Aku masih ingat, ketika chat aku hanya di "baca" bahkan sering kali "langsung dihapus tanpa dibaca terleibh dahulu". aku masih ingat ketika aku mencuri curi perhatianmu. Aku masih ingat, ketika kamu menganggapku teman biasa, sedangkan aku tidak. bagaimana suara jantungku ketika bertemu bahkan kita menciptakan obrolan, walau sesingkat apapun. Aku masih ingat bagaimana rasanya mendengar bahwa kamu sudah memiliki pacar. Aku masih ingat bagaimana mesranya dirimu ketika kamu mentionan sama pacar baru kamu. Aku juga ingat, bahkan masih ingat ketika aku bermimpi ingin memilikimu, dan aku masih ingat ketika setengah mati aku ingin melupakanmu dan sampai sekarang aku masih gagal untuk melakuka itu. Menyakitkan bukan? memberi kekaguman, mendapatkan pengabaian. itulah resiko aku menjadi seseorang yang sudah tak berarti lagi dihidupmu.
sudahlah semua itu cuma masa lalu dan sekarang aku telah menemukan pengganti dirimu, dia sangat mencintai aku, dia bisa nerima aku apa adanya. kini sekarang aku sudah bahagia walaupun bukan bersamamu.
Friday, September 12, 2014
Kau merubah segalanya :")
Sebelum kau hadir di kehidupku hidupku terasa hampa, tak ada
kebahagian yang membuat diriku tersenyum lepas bahagia, hanya kenangan
pahit di pikiranku, masalaluku yang kejam dan tetesan air mata setiap
hari yang mengalir membasahi pipiku. Aku sangat beruntung kau hadir
dalam kehidupanku, setidaknya hidupku sedikit berwarna dan membaik dari
sebelumnya. Entah apa alasannya sehingga bisa menjadi seperti itu. Kau
hadir di saat yang tepat di mana aku sudah memutuskan untuk melupakan
kenangan pahitku dan menjauhkan dirinya dari hidupku maupun kehadiranku
tak tepat dikehidupanmu yang di mana kau memiliki seorang kekasih yang
kau sayangi dan di saat itu aku tak berharap kau jadi milikiku entah itu
jiwa ataupun ragamu. Pertemuan kitapun tak sangat direncanakan memang
kita pernah saling mengenal tapi hanya sepintas yang tak pernah
difikirkan kita bisa mengenal lebih jauh ataupun berteman tapi tak di
sangka kita bisa berteman karena ada sesosok wanita yang membuat kita
seperti ini.
Pertemuan pertama kita, kau sudah membuatku tersenyum dengan tingkah-lakunya yang sangat menggemaskan dan wajahnya yang amat lucu, di saat itu juga kau menunjukan sedikit perhatian di saat aku sakit. Sedikit perasaan nyamanku bersamanya tumbuh begitu saja entah apa yang bisa membuat perasaan nyaman itu tumbuh. Di saat malam itu aku merasa hariku sedikit terasa indah maupun aku menyadari kau sudah memiliki kekasih dan pada malam itu juga aku tak berharap banyak darinya hanya ada dipikiranku kita berteman tak lebih maupun aku memiliki rasa kepadanya. Tetapi salah apa yang kufikirkan kalau aku dan kau hanya berteman, semua itu berbalik drastis bagai tangan membalikan telapaknya dengan mudah di saat dirinya menyatakan perasaannya kepadaku dan kau memilih aku menjadi pasangan hidupnya dibandingkan kekasihnya dan kau memutuskan hubungan kau dengan kekasihnya.
Pertemuan kedua itu di mana aku dan kau hari pertama kita menjalani hubungan di belakang semua teman-temannya hanya kau, aku dan temanku yang mengetahui hubungan kita dan saat itu pertemuan yang canggung tapi hari itu juga kau sukses membuat aku bahagia. Aku tak menyangka sama sekali ini akan terjadi dan di luar dugaanku kita telah menjalin hubungan dan di saat itu juga aku merasa bersalah kepada dua orang yang aku sakiti secara tidak sengaja, yang pertama adalah seorang perempuan yang menyukaiku dan berkata dirinya aku bisa dekat dengan kau dan yang kedua adalah mantan kekasihnya yang sudah sangat sayang kepadanya tapi ternyata kau memilihku dibandingkan dia.
Aku merasa bahagia memilikimu seutuhnya sekarang ntah apa alasannya itu semua tapi yang aku tahu aku menyayanginya, tak ingin ku melepaskan dirinya sampai kapapun maupun hanya sesaat. Tak rela jika kau dimiliki orang lain ataupun berpaling dariku. Aku akan tetap berusaha mempertahankan hubungan kita selamanya dan aku berusaha menjadi apa yang kau mau maupun itu bukan diri asliku, mungkin kau tak menututku berubah tapi perubahanku berubah secara tak disadarkan. Mungkin aku sering mengecewakan kau tapi tak ada maksudku mengecewakan kau, aku hanya mencoba menjadi diriku sendiri tapi semua itu membuat dirinya kecewa.
Sudah banyak hari-hariku dihiasi dengan dirinya dari senyuman, tangisan, canda, pertengkaran dan kecemburuan. Mungkin baru sebentar menjalani hubungan dengannya tapi sudah banyak cerita dalam keseharianku bersamanya. Aku bahagia dan bersyukur memiliki dirinya yang begitu sabar, pengertian dan perhatian kepadaku. Tak ku pungkiri kalau aku telah merasakan jatuh cinta lagi. Tak ku sangka aku bisa merasakan jatuh cinta lagi dari sekian lama aku mencoba membuka hati kepada beberapa orang tapi hanya kau yang sukses membuat aku jatuh cinta lagi. Di saat aku merasakan jatuh cinta itu bisa membuat diriku berubah sangat drastis dan itu tak dipungkiri karena banyak orang yang bilang kepadaku seperti itu.
Ketika dirinya sakit aku berusaha ada disampingnya, menjaganya dan merawatnya maupun aku harus meninggalkan tugasku karena aku tak daya jika aku meninggalkannya di saat dirinya terbaring lemah. Ketika dirinya jenuh dan marah kepada tingkah-lakuku aku berusaha untuk menerimanya dengan ikhlas, sabar dan tegar. Aku berusaha untuk terlihat tegar dihadapannya untuk tidak meneteskan air mata tapi tak kuasa aku menahan perihnya dan akhirnya air matapun menetes dengan begitu saja tanpa disadari. Aku sadar tetesan air mataku itu telah menetes karena perlakuanku yang salah kepadanya dan tetesan air mataku telah menetes ketika dirinya memarahiku dengan lembut dan rasa bersalahku karena telah mengecewakannya berulang kali.
Aku menyayanginya melebih apa yang dunia ketahui, orang-orang ketahui dan dirinya ketahui. Hanya aku yang mengetahui bagaimana perasaanku kepadanya. Entah apa alasanku menyayanginya dan mencintainya, terkadang aku tak mengerti apa alasannya sampai aku tak ingin kehilangannya yang ku ketahui hanya cinta yang membuat aku seperti ini. Ada perkataan seseorang yang menyatakan “Cinta bisa merubah seseorang entah itu baik maupun buruk”. Aku berusaha untuk setia disampingmu dalam suka maupun duka. Akan ku simpan perasaan ini selamanya sampai hembusan nafasku berakhir karena kau sudah menjadi segalanya untukku dan kau sudah menjadi bagian nafasku yang selama ini aku hembuskan di dunia ini. Ingin aku memeluknya sekarang dan tak inginku lepaskan karena entah kenapa perasakanku semakin tak karuan semakin hari terganti.
Semua tentangnya sudah menjadi bagian hidupku, detik demi detik hari berjalan semakin membuat semua tentang dirinya semakin melekat dikehidupanku. Jika suatu hari nanti aku dengannya terpisah aku tak tahu apa yang harus aku lakukan karena sudah terlalu banyak yang kujalani bersamanya dan takkan bisa ku melepaskannya, meninggalkannya dan melupakannya maupun aku dengannya baru sementara yang bisa terhitung dengan jari jemari. Aku hanya bisa berharap dan berusaha semuanya takkan pernah berakhir.
Terkadang memang hati ini lelah dengan caci maki yang dirinya utarakan kepadaku tapi setelahku berfikir dirinya tidak akan mencaci maki ku tanpa hal yang tak jelas ataupun aku tak melakukan kesalahan maupun memang cacimakinya membuat hati ini teriris tapi aku berusaha untuk mengerti maksud dirinya atas semua yang telah dirinya lakukan. Aku mengerti maksud dan tujuan dirinya baik untukku mungkin sangat baik maupun aku merasa bukan menjadi diriku sendiri. Aku yakin di balik amarah dirinya itu ada rasa sayang yang sangat terdalam sehingga dia tidak mau diriku menjadi jelek di hadapan semua orang. Maupun terkadang ada perkataan yang membuat hatiku benar-benar teriris yaitu “Aku takkan pernah merasa takut untuk kehilanganmu” itu perkataan yang sangat perih tapi setelah ku fikir benar juga karena memang kita tidak boleh merasa ketakutan kehilangan seseorang maupun memang aku merasa takut untuk kehilangannya.
Di saat aku menangis dirinya ada di sampingku untuk memelukku dan menghusap air mataku yang menetes membasahi pipiku. Di saat aku kelaparan dirinya yang memasak makanan untuku. Di saat aku tertawa dirinya juga yang membuat alasanku bisa tertawa di saat aku menangis. Terima kasih Tuhan Kau sudah mempertemukan, menyatukan dan mengirim dirinya untuk melengkapi hari-hariku dengan keindah seperti indahnya dunia ini yang telah Kau buat. Hanya dirinya sekarang yang bisa menenangkanku maupun hanya dipelukannya yang hanya sesaat.
Sekarang kebahagian bersamanya hanya menjadi kenangan dan takkan bisa ku rasakan kembali. Aku menyadari semua itu karena salahku tapi apa selayaknya harus seperti ini? Tetesan air mata yang menemaniku, alunan lagu yang terdengar ditelingaku, asap rokok yang mengisi paru-paru di setiap hembusan nafasku dan dokumen yang tak lelah menerima cerita sehari-hari dan hatiku ini yang teriris kecil-kecil yang menjadi tipis. Jika ini adalah keputusannya aku berusaha untuk menerimanya maupun sulitku menerimanya karena aku tak pernah membayangkan akan menjadi seperti ini yang berhenti begitu saja. Sekarang aku merasa tak berdaya dan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Sudah terlalu buntu yang ada dipikiranku.
Aku akan merindukan getaran suaranya, tingkah-lakunya, perhatiannya, keegoisannya, marahnya, canda tawanya, sedihnya, kebahagiannya, senyumannya, pengertiannya, pelukannya, ciumannya dan aroma tubuhnya. Entah apa aku bisa merasakan lagi semua itu dari dirinya? Aku hanya bisa berharap bisa merasakannya kembali maupun itu semua hanya harapan kosong yang takkan bisa kurasakan kembali.
Aku hanya bisa terdiam meratapi kenyataan yang ada sekarang, hanya bisa menangis dan hanya bisa duduk terdiam tanpa gerak sedikitpun. Aku lengah kepada keadaanku sekarang yang tak ku mengerti. Aku merenung dalam suatu kejadian ini yang di mana semuanya harus berakhir dengan kesalahan dan keamarahan. Aku menyadari kesalahanku terlalu banyak kepadanya tapi apakah ini jalan keluar dari kesalahanku?.
Pertemuan pertama kita, kau sudah membuatku tersenyum dengan tingkah-lakunya yang sangat menggemaskan dan wajahnya yang amat lucu, di saat itu juga kau menunjukan sedikit perhatian di saat aku sakit. Sedikit perasaan nyamanku bersamanya tumbuh begitu saja entah apa yang bisa membuat perasaan nyaman itu tumbuh. Di saat malam itu aku merasa hariku sedikit terasa indah maupun aku menyadari kau sudah memiliki kekasih dan pada malam itu juga aku tak berharap banyak darinya hanya ada dipikiranku kita berteman tak lebih maupun aku memiliki rasa kepadanya. Tetapi salah apa yang kufikirkan kalau aku dan kau hanya berteman, semua itu berbalik drastis bagai tangan membalikan telapaknya dengan mudah di saat dirinya menyatakan perasaannya kepadaku dan kau memilih aku menjadi pasangan hidupnya dibandingkan kekasihnya dan kau memutuskan hubungan kau dengan kekasihnya.
Pertemuan kedua itu di mana aku dan kau hari pertama kita menjalani hubungan di belakang semua teman-temannya hanya kau, aku dan temanku yang mengetahui hubungan kita dan saat itu pertemuan yang canggung tapi hari itu juga kau sukses membuat aku bahagia. Aku tak menyangka sama sekali ini akan terjadi dan di luar dugaanku kita telah menjalin hubungan dan di saat itu juga aku merasa bersalah kepada dua orang yang aku sakiti secara tidak sengaja, yang pertama adalah seorang perempuan yang menyukaiku dan berkata dirinya aku bisa dekat dengan kau dan yang kedua adalah mantan kekasihnya yang sudah sangat sayang kepadanya tapi ternyata kau memilihku dibandingkan dia.
Aku merasa bahagia memilikimu seutuhnya sekarang ntah apa alasannya itu semua tapi yang aku tahu aku menyayanginya, tak ingin ku melepaskan dirinya sampai kapapun maupun hanya sesaat. Tak rela jika kau dimiliki orang lain ataupun berpaling dariku. Aku akan tetap berusaha mempertahankan hubungan kita selamanya dan aku berusaha menjadi apa yang kau mau maupun itu bukan diri asliku, mungkin kau tak menututku berubah tapi perubahanku berubah secara tak disadarkan. Mungkin aku sering mengecewakan kau tapi tak ada maksudku mengecewakan kau, aku hanya mencoba menjadi diriku sendiri tapi semua itu membuat dirinya kecewa.
Sudah banyak hari-hariku dihiasi dengan dirinya dari senyuman, tangisan, canda, pertengkaran dan kecemburuan. Mungkin baru sebentar menjalani hubungan dengannya tapi sudah banyak cerita dalam keseharianku bersamanya. Aku bahagia dan bersyukur memiliki dirinya yang begitu sabar, pengertian dan perhatian kepadaku. Tak ku pungkiri kalau aku telah merasakan jatuh cinta lagi. Tak ku sangka aku bisa merasakan jatuh cinta lagi dari sekian lama aku mencoba membuka hati kepada beberapa orang tapi hanya kau yang sukses membuat aku jatuh cinta lagi. Di saat aku merasakan jatuh cinta itu bisa membuat diriku berubah sangat drastis dan itu tak dipungkiri karena banyak orang yang bilang kepadaku seperti itu.
Ketika dirinya sakit aku berusaha ada disampingnya, menjaganya dan merawatnya maupun aku harus meninggalkan tugasku karena aku tak daya jika aku meninggalkannya di saat dirinya terbaring lemah. Ketika dirinya jenuh dan marah kepada tingkah-lakuku aku berusaha untuk menerimanya dengan ikhlas, sabar dan tegar. Aku berusaha untuk terlihat tegar dihadapannya untuk tidak meneteskan air mata tapi tak kuasa aku menahan perihnya dan akhirnya air matapun menetes dengan begitu saja tanpa disadari. Aku sadar tetesan air mataku itu telah menetes karena perlakuanku yang salah kepadanya dan tetesan air mataku telah menetes ketika dirinya memarahiku dengan lembut dan rasa bersalahku karena telah mengecewakannya berulang kali.
Aku menyayanginya melebih apa yang dunia ketahui, orang-orang ketahui dan dirinya ketahui. Hanya aku yang mengetahui bagaimana perasaanku kepadanya. Entah apa alasanku menyayanginya dan mencintainya, terkadang aku tak mengerti apa alasannya sampai aku tak ingin kehilangannya yang ku ketahui hanya cinta yang membuat aku seperti ini. Ada perkataan seseorang yang menyatakan “Cinta bisa merubah seseorang entah itu baik maupun buruk”. Aku berusaha untuk setia disampingmu dalam suka maupun duka. Akan ku simpan perasaan ini selamanya sampai hembusan nafasku berakhir karena kau sudah menjadi segalanya untukku dan kau sudah menjadi bagian nafasku yang selama ini aku hembuskan di dunia ini. Ingin aku memeluknya sekarang dan tak inginku lepaskan karena entah kenapa perasakanku semakin tak karuan semakin hari terganti.
Semua tentangnya sudah menjadi bagian hidupku, detik demi detik hari berjalan semakin membuat semua tentang dirinya semakin melekat dikehidupanku. Jika suatu hari nanti aku dengannya terpisah aku tak tahu apa yang harus aku lakukan karena sudah terlalu banyak yang kujalani bersamanya dan takkan bisa ku melepaskannya, meninggalkannya dan melupakannya maupun aku dengannya baru sementara yang bisa terhitung dengan jari jemari. Aku hanya bisa berharap dan berusaha semuanya takkan pernah berakhir.
Terkadang memang hati ini lelah dengan caci maki yang dirinya utarakan kepadaku tapi setelahku berfikir dirinya tidak akan mencaci maki ku tanpa hal yang tak jelas ataupun aku tak melakukan kesalahan maupun memang cacimakinya membuat hati ini teriris tapi aku berusaha untuk mengerti maksud dirinya atas semua yang telah dirinya lakukan. Aku mengerti maksud dan tujuan dirinya baik untukku mungkin sangat baik maupun aku merasa bukan menjadi diriku sendiri. Aku yakin di balik amarah dirinya itu ada rasa sayang yang sangat terdalam sehingga dia tidak mau diriku menjadi jelek di hadapan semua orang. Maupun terkadang ada perkataan yang membuat hatiku benar-benar teriris yaitu “Aku takkan pernah merasa takut untuk kehilanganmu” itu perkataan yang sangat perih tapi setelah ku fikir benar juga karena memang kita tidak boleh merasa ketakutan kehilangan seseorang maupun memang aku merasa takut untuk kehilangannya.
Di saat aku menangis dirinya ada di sampingku untuk memelukku dan menghusap air mataku yang menetes membasahi pipiku. Di saat aku kelaparan dirinya yang memasak makanan untuku. Di saat aku tertawa dirinya juga yang membuat alasanku bisa tertawa di saat aku menangis. Terima kasih Tuhan Kau sudah mempertemukan, menyatukan dan mengirim dirinya untuk melengkapi hari-hariku dengan keindah seperti indahnya dunia ini yang telah Kau buat. Hanya dirinya sekarang yang bisa menenangkanku maupun hanya dipelukannya yang hanya sesaat.
Sekarang kebahagian bersamanya hanya menjadi kenangan dan takkan bisa ku rasakan kembali. Aku menyadari semua itu karena salahku tapi apa selayaknya harus seperti ini? Tetesan air mata yang menemaniku, alunan lagu yang terdengar ditelingaku, asap rokok yang mengisi paru-paru di setiap hembusan nafasku dan dokumen yang tak lelah menerima cerita sehari-hari dan hatiku ini yang teriris kecil-kecil yang menjadi tipis. Jika ini adalah keputusannya aku berusaha untuk menerimanya maupun sulitku menerimanya karena aku tak pernah membayangkan akan menjadi seperti ini yang berhenti begitu saja. Sekarang aku merasa tak berdaya dan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Sudah terlalu buntu yang ada dipikiranku.
Aku akan merindukan getaran suaranya, tingkah-lakunya, perhatiannya, keegoisannya, marahnya, canda tawanya, sedihnya, kebahagiannya, senyumannya, pengertiannya, pelukannya, ciumannya dan aroma tubuhnya. Entah apa aku bisa merasakan lagi semua itu dari dirinya? Aku hanya bisa berharap bisa merasakannya kembali maupun itu semua hanya harapan kosong yang takkan bisa kurasakan kembali.
Aku hanya bisa terdiam meratapi kenyataan yang ada sekarang, hanya bisa menangis dan hanya bisa duduk terdiam tanpa gerak sedikitpun. Aku lengah kepada keadaanku sekarang yang tak ku mengerti. Aku merenung dalam suatu kejadian ini yang di mana semuanya harus berakhir dengan kesalahan dan keamarahan. Aku menyadari kesalahanku terlalu banyak kepadanya tapi apakah ini jalan keluar dari kesalahanku?.
Thursday, September 11, 2014
SURAT RINDUKU UNTUKMU
"hai apa kabarmu? aku harap kamu baik baik saja, sekarang kamu sama siapa? apa kamu bahagia sama pilihanmu yang sekarang? jaga dia baik baik ya seperti waktu kamu dulu,kamu menjaga aku dengan baik baik, aku disini baik baik ajah kehilangan dirimu itu membuat hidupku menjadi kesepian hari hariku yang dulu selalu di temani oleh senyummu, tawamu, sedihmu, sekarang hidup ku hampa seperti air yang tergenang dan tak disentuh oleh siapa pun, tidak ada lagi tawa, idtak ada lagi senyuman, tidak ada lagi kesedihan. semua berjalan dengan begitu datar seperti hujan rintik rintik. saat kenangan manis kita teringat oleh ku air mata ini selalu menetes melihat dan mengingat foto foto kita dulu itu hanya membuat aku sedih tak karuan. sekarang aku sadar bahwa cinta itu tak harus memiliki, kebahagiaan pun berhak kamu dapatkan walaupun kebahagian itu bukan bersama ku, aku sudah cukup bahagia walaupun kamu bahagia karna dia. apa kamu masih ingat kapan terakhir kita berjumpa? manis yaa? hehe, hanya itu yang aku mau bicarakan walaupun tidak secara langsung setidaknya engkau tau bahwa aku disini masih merindukan sosok dirimu yang telah lama tak pernah bertemu, jika suatu saat kita tak dipertemukan di dunia aku akan menunggumu di akhirat :')"
Wednesday, September 10, 2014
Jalan Terbaik :')
semua berlalu begitu cepat tak kusangka sekarang kita telah menjalin sebuah ikatan cinta yang penuh dengan susana yang begitu indah, kebahagian yang datang kita selalu sambut dengan senyuman, suka duka terkadang selalu menghampiri kita berdua. sampai detik ini pun kamu tetap ada untuk ku menemani disetiap hari hari ku, kau sangat begitu berarti bagiku kamu bagaikan malaikat yang selalu menuntun ku kejalan yang berwarna sungguh hati ini sangat ingin terus selalu bersamamu, menggenggam tangan mu selalu, memeluk dirimu se-erat mungkin dan tidak akan pernah ku lepaskan. perjalanan cinta kita yang begitu indah. sangat buruk jika berakhir dengan begitu saja, yang aku takutkan ketika aku sangat mencintai kamu, kamu malah pergi begitu saja. pikiran seperti ini selalu menghapiri di setiap malam yang gelap tanpa dirimu, oh tuhan janganlah engkau pisahkan 2 jiwa ini yang telah melekat erat detik demi detik jam demi jam hari demi hari. egois? yah ini yang sudah pasti muncul dan tak kusangka rasa cinta mu mulai pudar tak pernah aku rasakan lagi, egois pun menjadi penyebab permasalahan cinta kita, aku sudah terlalu lelah untuk mempertahankan dirimu yang tak mau di perjuangkan, haruskah ku sudahi semua cerita indah ini? kenangan yang begitu indah berkahir dengan begitu saja? tak mudah bagiku untuk melupakan dan meninggalkan dirimu begitu saja air mata yang selalu mengiringiku seakan ada seorang yang bermain biola mengiringi kesedihanku. perasaanku ini bukan seperti benteng yang kuat bisa menahan segala serangan musuh. perasaan ku ini hanya seperti sebuah kapal kayu kecil yang mampu hancur berkeping keping ketika ombak besar datang tapi ketika ombak yang kecil dan berirama kapal kayu kecil ini akan kuat ketika aku dan kamu menaikinya dan mendayungnya bersama mencapai titik tujuan yang tak ada akhirnya. oh tuhan... cobaan yang engkau berikan begitu berat aku tak sanggup lagi, aku tak kuat lagi, dan aku tak bisa lagi untuk mempertahankan dia. begitu hebat engkau memberi ke egoisan di dalam hatinya tak ada jalan keluar lain lagi untuk menyelesaikan cobaan ini. saatnya untuk pergi dan mencari cinta sejatiku yang sebenarnya maafkan aku aku harus meninggalkanmu walaupun itu berat tapi aku rasa keputusan ini yang terbaik buat kita berdua air mata pun mengalir begitu deras ketika ku ucapkan kata kata itu di bawah langit tanpa adanya atap, awan yang telah gelap menetup bintang dan bulan. seakan mengartikan perasaan aku yang sudah begitu lelah dan sakit. baiklah keputusan ini aku ucapkan ke dia:
"hey cinta... selamat malam gimana kabarmu?"
"kabarku baik baik saja"
"taukah kamu perasaan aku sekarang ini seperti apa"
"hmmm... *hening*"
"sudahlah tak usah pedulikan perasaan aku ini, apa kita bisa bertemu malam ini juga, datang ke sebuah taman di pinggir danau, ada bangku panjang dan disebelah bangku ada sebuah lampu taman aku harap cahaya lampu taman disebelah bangku itu bisa menemani kamu sebentar dulu disaat aku belum sampai disana, tuuuut... tuuuut... tuuuut... *suara telpon terputus*
*setengah jam kemudian* dia menghubungi aku dan mengabariku bahwa dia sudah sampai duluan di taman.*
dari kejauhan aku melihat dia sedang berdiri menunggu penuh harapan kejutan yang begitu romantis tapi itu salah besar sebenernya aku mau memutuskan sebuah jawaban yang sudah terpendam begitu lama. aku pun mendekati dia.
"hey maaf ya sudah membuat menunggu lama"
"iya tidak apa apa"
"duduk yuk di bangku itu" *berjalan menuju bangku taman*
"kamu mau membicarakan apa"
"hmmm..." *menggenggam erat kedua tangan dia*
"hey kenapa kamu gugup begitu"
"tidak. aku tidak apa apa kok, sebenernya aku gugup mau ngomong ke kamunya"
"ngomong ajah sayang... kamu ga kaya biasanya"
"hehehe maaf yang"
"iya tidak apa apa"
"aku langsung to the point ajah ya sebenernya aku mau sudahi hubungan ini aku ga kuat mempertahankan kamu dan sifat egois kamu, aku begini bukan karna ada yang lain tapi aku sadar bahwa cinta itu ga harus memiliki dan kebahagiaan ga selamanya selalu bersama didalam cinta apa kamu pernah tau gimana perasaan aku ke kamu di saat ke egoisan kamu itu muncul? aku rasa tidak. begitu indah cerita yang telah kita lalui dan begitu berat buat aku meninggalkan kamu, aku rasa hubungan kita cukup sampai disini."
"baiklah jika itu yang kamu mau"
"apa tidak ada jawaban lain?"
"kan itu yang kamu mau, udahan kan? yaudah aku pergi dulu ya ada urusan lain yang belum aku selesain" *pergi*
aku hanya bisa terpaku di bangku taman yang di temani oleh sebuah lampu taman yang cahayanya mulai redup hujan pun turun dengan derasnya air mata ini pun menetes, bangku dan lampu ini yang akan menjadi saksi dari sebuah akhir cerita kisah cintaku.
apa kamu ingat, kita pernah berjanji untuk mewarnai pelangi bersama sama?.
"hey cinta... selamat malam gimana kabarmu?"
"kabarku baik baik saja"
"taukah kamu perasaan aku sekarang ini seperti apa"
"hmmm... *hening*"
"sudahlah tak usah pedulikan perasaan aku ini, apa kita bisa bertemu malam ini juga, datang ke sebuah taman di pinggir danau, ada bangku panjang dan disebelah bangku ada sebuah lampu taman aku harap cahaya lampu taman disebelah bangku itu bisa menemani kamu sebentar dulu disaat aku belum sampai disana, tuuuut... tuuuut... tuuuut... *suara telpon terputus*
*setengah jam kemudian* dia menghubungi aku dan mengabariku bahwa dia sudah sampai duluan di taman.*
dari kejauhan aku melihat dia sedang berdiri menunggu penuh harapan kejutan yang begitu romantis tapi itu salah besar sebenernya aku mau memutuskan sebuah jawaban yang sudah terpendam begitu lama. aku pun mendekati dia.
"hey maaf ya sudah membuat menunggu lama"
"iya tidak apa apa"
"duduk yuk di bangku itu" *berjalan menuju bangku taman*
"kamu mau membicarakan apa"
"hmmm..." *menggenggam erat kedua tangan dia*
"hey kenapa kamu gugup begitu"
"tidak. aku tidak apa apa kok, sebenernya aku gugup mau ngomong ke kamunya"
"ngomong ajah sayang... kamu ga kaya biasanya"
"hehehe maaf yang"
"iya tidak apa apa"
"aku langsung to the point ajah ya sebenernya aku mau sudahi hubungan ini aku ga kuat mempertahankan kamu dan sifat egois kamu, aku begini bukan karna ada yang lain tapi aku sadar bahwa cinta itu ga harus memiliki dan kebahagiaan ga selamanya selalu bersama didalam cinta apa kamu pernah tau gimana perasaan aku ke kamu di saat ke egoisan kamu itu muncul? aku rasa tidak. begitu indah cerita yang telah kita lalui dan begitu berat buat aku meninggalkan kamu, aku rasa hubungan kita cukup sampai disini."
"baiklah jika itu yang kamu mau"
"apa tidak ada jawaban lain?"
"kan itu yang kamu mau, udahan kan? yaudah aku pergi dulu ya ada urusan lain yang belum aku selesain" *pergi*
aku hanya bisa terpaku di bangku taman yang di temani oleh sebuah lampu taman yang cahayanya mulai redup hujan pun turun dengan derasnya air mata ini pun menetes, bangku dan lampu ini yang akan menjadi saksi dari sebuah akhir cerita kisah cintaku.
apa kamu ingat, kita pernah berjanji untuk mewarnai pelangi bersama sama?.
Subscribe to:
Posts (Atom)