semua berlalu begitu cepat tak kusangka sekarang kita telah menjalin sebuah ikatan cinta yang penuh dengan susana yang begitu indah, kebahagian yang datang kita selalu sambut dengan senyuman, suka duka terkadang selalu menghampiri kita berdua. sampai detik ini pun kamu tetap ada untuk ku menemani disetiap hari hari ku, kau sangat begitu berarti bagiku kamu bagaikan malaikat yang selalu menuntun ku kejalan yang berwarna sungguh hati ini sangat ingin terus selalu bersamamu, menggenggam tangan mu selalu, memeluk dirimu se-erat mungkin dan tidak akan pernah ku lepaskan. perjalanan cinta kita yang begitu indah. sangat buruk jika berakhir dengan begitu saja, yang aku takutkan ketika aku sangat mencintai kamu, kamu malah pergi begitu saja. pikiran seperti ini selalu menghapiri di setiap malam yang gelap tanpa dirimu, oh tuhan janganlah engkau pisahkan 2 jiwa ini yang telah melekat erat detik demi detik jam demi jam hari demi hari. egois? yah ini yang sudah pasti muncul dan tak kusangka rasa cinta mu mulai pudar tak pernah aku rasakan lagi, egois pun menjadi penyebab permasalahan cinta kita, aku sudah terlalu lelah untuk mempertahankan dirimu yang tak mau di perjuangkan, haruskah ku sudahi semua cerita indah ini? kenangan yang begitu indah berkahir dengan begitu saja? tak mudah bagiku untuk melupakan dan meninggalkan dirimu begitu saja air mata yang selalu mengiringiku seakan ada seorang yang bermain biola mengiringi kesedihanku. perasaanku ini bukan seperti benteng yang kuat bisa menahan segala serangan musuh. perasaan ku ini hanya seperti sebuah kapal kayu kecil yang mampu hancur berkeping keping ketika ombak besar datang tapi ketika ombak yang kecil dan berirama kapal kayu kecil ini akan kuat ketika aku dan kamu menaikinya dan mendayungnya bersama mencapai titik tujuan yang tak ada akhirnya. oh tuhan... cobaan yang engkau berikan begitu berat aku tak sanggup lagi, aku tak kuat lagi, dan aku tak bisa lagi untuk mempertahankan dia. begitu hebat engkau memberi ke egoisan di dalam hatinya tak ada jalan keluar lain lagi untuk menyelesaikan cobaan ini. saatnya untuk pergi dan mencari cinta sejatiku yang sebenarnya maafkan aku aku harus meninggalkanmu walaupun itu berat tapi aku rasa keputusan ini yang terbaik buat kita berdua air mata pun mengalir begitu deras ketika ku ucapkan kata kata itu di bawah langit tanpa adanya atap, awan yang telah gelap menetup bintang dan bulan. seakan mengartikan perasaan aku yang sudah begitu lelah dan sakit. baiklah keputusan ini aku ucapkan ke dia:
"hey cinta... selamat malam gimana kabarmu?"
"kabarku baik baik saja"
"taukah kamu perasaan aku sekarang ini seperti apa"
"hmmm... *hening*"
"sudahlah tak usah pedulikan perasaan aku ini, apa kita bisa bertemu malam ini juga, datang ke sebuah taman di pinggir danau, ada bangku panjang dan disebelah bangku ada sebuah lampu taman aku harap cahaya lampu taman disebelah bangku itu bisa menemani kamu sebentar dulu disaat aku belum sampai disana, tuuuut... tuuuut... tuuuut... *suara telpon terputus*
*setengah jam kemudian* dia menghubungi aku dan mengabariku bahwa dia sudah sampai duluan di taman.*
dari kejauhan aku melihat dia sedang berdiri menunggu penuh harapan kejutan yang begitu romantis tapi itu salah besar sebenernya aku mau memutuskan sebuah jawaban yang sudah terpendam begitu lama. aku pun mendekati dia.
"hey maaf ya sudah membuat menunggu lama"
"iya tidak apa apa"
"duduk yuk di bangku itu" *berjalan menuju bangku taman*
"kamu mau membicarakan apa"
"hmmm..." *menggenggam erat kedua tangan dia*
"hey kenapa kamu gugup begitu"
"tidak. aku tidak apa apa kok, sebenernya aku gugup mau ngomong ke kamunya"
"ngomong ajah sayang... kamu ga kaya biasanya"
"hehehe maaf yang"
"iya tidak apa apa"
"aku langsung to the point ajah ya sebenernya aku mau sudahi hubungan ini aku ga kuat mempertahankan kamu dan sifat egois kamu, aku begini bukan karna ada yang lain tapi aku sadar bahwa cinta itu ga harus memiliki dan kebahagiaan ga selamanya selalu bersama didalam cinta apa kamu pernah tau gimana perasaan aku ke kamu di saat ke egoisan kamu itu muncul? aku rasa tidak. begitu indah cerita yang telah kita lalui dan begitu berat buat aku meninggalkan kamu, aku rasa hubungan kita cukup sampai disini."
"baiklah jika itu yang kamu mau"
"apa tidak ada jawaban lain?"
"kan itu yang kamu mau, udahan kan? yaudah aku pergi dulu ya ada urusan lain yang belum aku selesain" *pergi*
aku hanya bisa terpaku di bangku taman yang di temani oleh sebuah lampu taman yang cahayanya mulai redup hujan pun turun dengan derasnya air mata ini pun menetes, bangku dan lampu ini yang akan menjadi saksi dari sebuah akhir cerita kisah cintaku.
apa kamu ingat, kita pernah berjanji untuk mewarnai pelangi bersama sama?.
No comments:
Post a Comment