Sebelum kau hadir di kehidupku hidupku terasa hampa, tak ada
kebahagian yang membuat diriku tersenyum lepas bahagia, hanya kenangan
pahit di pikiranku, masalaluku yang kejam dan tetesan air mata setiap
hari yang mengalir membasahi pipiku. Aku sangat beruntung kau hadir
dalam kehidupanku, setidaknya hidupku sedikit berwarna dan membaik dari
sebelumnya. Entah apa alasannya sehingga bisa menjadi seperti itu. Kau
hadir di saat yang tepat di mana aku sudah memutuskan untuk melupakan
kenangan pahitku dan menjauhkan dirinya dari hidupku maupun kehadiranku
tak tepat dikehidupanmu yang di mana kau memiliki seorang kekasih yang
kau sayangi dan di saat itu aku tak berharap kau jadi milikiku entah itu
jiwa ataupun ragamu. Pertemuan kitapun tak sangat direncanakan memang
kita pernah saling mengenal tapi hanya sepintas yang tak pernah
difikirkan kita bisa mengenal lebih jauh ataupun berteman tapi tak di
sangka kita bisa berteman karena ada sesosok wanita yang membuat kita
seperti ini.
Pertemuan pertama kita, kau sudah membuatku tersenyum dengan
tingkah-lakunya yang sangat menggemaskan dan wajahnya yang amat lucu, di
saat itu juga kau menunjukan sedikit perhatian di saat aku sakit.
Sedikit perasaan nyamanku bersamanya tumbuh begitu saja entah apa yang
bisa membuat perasaan nyaman itu tumbuh. Di saat malam itu aku merasa
hariku sedikit terasa indah maupun aku menyadari kau sudah memiliki
kekasih dan pada malam itu juga aku tak berharap banyak darinya hanya
ada dipikiranku kita berteman tak lebih maupun aku memiliki rasa
kepadanya. Tetapi salah apa yang kufikirkan kalau aku dan kau hanya
berteman, semua itu berbalik drastis bagai tangan membalikan telapaknya
dengan mudah di saat dirinya menyatakan perasaannya kepadaku dan kau
memilih aku menjadi pasangan hidupnya dibandingkan kekasihnya dan kau
memutuskan hubungan kau dengan kekasihnya.
Pertemuan kedua itu di mana aku dan kau hari pertama kita menjalani
hubungan di belakang semua teman-temannya hanya kau, aku dan temanku
yang mengetahui hubungan kita dan saat itu pertemuan yang canggung tapi
hari itu juga kau sukses membuat aku bahagia. Aku tak menyangka sama
sekali ini akan terjadi dan di luar dugaanku kita telah menjalin
hubungan dan di saat itu juga aku merasa bersalah kepada dua orang yang
aku sakiti secara tidak sengaja, yang pertama adalah seorang perempuan yang menyukaiku dan berkata dirinya aku bisa dekat dengan kau dan yang
kedua adalah mantan kekasihnya yang sudah sangat sayang kepadanya tapi
ternyata kau memilihku dibandingkan dia.
Aku merasa bahagia memilikimu seutuhnya sekarang ntah apa alasannya
itu semua tapi yang aku tahu aku menyayanginya, tak ingin ku melepaskan
dirinya sampai kapapun maupun hanya sesaat. Tak rela jika kau dimiliki
orang lain ataupun berpaling dariku. Aku akan tetap berusaha
mempertahankan hubungan kita selamanya dan aku berusaha menjadi apa yang
kau mau maupun itu bukan diri asliku, mungkin kau tak menututku berubah
tapi perubahanku berubah secara tak disadarkan. Mungkin aku sering
mengecewakan kau tapi tak ada maksudku mengecewakan kau, aku hanya
mencoba menjadi diriku sendiri tapi semua itu membuat dirinya kecewa.
Sudah banyak hari-hariku dihiasi dengan dirinya dari senyuman,
tangisan, canda, pertengkaran dan kecemburuan. Mungkin baru sebentar
menjalani hubungan dengannya tapi sudah banyak cerita dalam keseharianku
bersamanya. Aku bahagia dan bersyukur memiliki dirinya yang begitu
sabar, pengertian dan perhatian kepadaku. Tak ku pungkiri kalau aku
telah merasakan jatuh cinta lagi. Tak ku sangka aku bisa merasakan jatuh
cinta lagi dari sekian lama aku mencoba membuka hati kepada beberapa
orang tapi hanya kau yang sukses membuat aku jatuh cinta lagi. Di saat
aku merasakan jatuh cinta itu bisa membuat diriku berubah sangat drastis
dan itu tak dipungkiri karena banyak orang yang bilang kepadaku seperti
itu.
Ketika dirinya sakit aku berusaha ada disampingnya, menjaganya dan
merawatnya maupun aku harus meninggalkan tugasku karena aku tak daya
jika aku meninggalkannya di saat dirinya terbaring lemah. Ketika dirinya
jenuh dan marah kepada tingkah-lakuku aku berusaha untuk menerimanya
dengan ikhlas, sabar dan tegar. Aku berusaha untuk terlihat tegar
dihadapannya untuk tidak meneteskan air mata tapi tak kuasa aku menahan
perihnya dan akhirnya air matapun menetes dengan begitu saja tanpa
disadari. Aku sadar tetesan air mataku itu telah menetes karena
perlakuanku yang salah kepadanya dan tetesan air mataku telah menetes
ketika dirinya memarahiku dengan lembut dan rasa bersalahku karena telah
mengecewakannya berulang kali.
Aku menyayanginya melebih apa yang dunia ketahui, orang-orang ketahui
dan dirinya ketahui. Hanya aku yang mengetahui bagaimana perasaanku
kepadanya. Entah apa alasanku menyayanginya dan mencintainya, terkadang
aku tak mengerti apa alasannya sampai aku tak ingin kehilangannya yang
ku ketahui hanya cinta yang membuat aku seperti ini. Ada perkataan
seseorang yang menyatakan “Cinta bisa merubah seseorang entah itu baik
maupun buruk”. Aku berusaha untuk setia disampingmu dalam suka maupun
duka. Akan ku simpan perasaan ini selamanya sampai hembusan nafasku
berakhir karena kau sudah menjadi segalanya untukku dan kau sudah
menjadi bagian nafasku yang selama ini aku hembuskan di dunia ini. Ingin
aku memeluknya sekarang dan tak inginku lepaskan karena entah kenapa
perasakanku semakin tak karuan semakin hari terganti.
Semua tentangnya sudah menjadi bagian hidupku, detik demi detik hari
berjalan semakin membuat semua tentang dirinya semakin melekat
dikehidupanku. Jika suatu hari nanti aku dengannya terpisah aku tak tahu
apa yang harus aku lakukan karena sudah terlalu banyak yang kujalani
bersamanya dan takkan bisa ku melepaskannya, meninggalkannya dan
melupakannya maupun aku dengannya baru sementara yang bisa terhitung
dengan jari jemari. Aku hanya bisa berharap dan berusaha semuanya takkan
pernah berakhir.
Terkadang memang hati ini lelah dengan caci maki yang dirinya
utarakan kepadaku tapi setelahku berfikir dirinya tidak akan mencaci
maki ku tanpa hal yang tak jelas ataupun aku tak melakukan kesalahan
maupun memang cacimakinya membuat hati ini teriris tapi aku berusaha
untuk mengerti maksud dirinya atas semua yang telah dirinya lakukan. Aku
mengerti maksud dan tujuan dirinya baik untukku mungkin sangat baik
maupun aku merasa bukan menjadi diriku sendiri. Aku yakin di balik
amarah dirinya itu ada rasa sayang yang sangat terdalam sehingga dia
tidak mau diriku menjadi jelek di hadapan semua orang. Maupun terkadang
ada perkataan yang membuat hatiku benar-benar teriris yaitu “Aku takkan
pernah merasa takut untuk kehilanganmu” itu perkataan yang sangat perih
tapi setelah ku fikir benar juga karena memang kita tidak boleh merasa
ketakutan kehilangan seseorang maupun memang aku merasa takut untuk
kehilangannya.
Di saat aku menangis dirinya ada di sampingku untuk memelukku dan
menghusap air mataku yang menetes membasahi pipiku. Di saat aku
kelaparan dirinya yang memasak makanan untuku. Di saat aku tertawa
dirinya juga yang membuat alasanku bisa tertawa di saat aku menangis.
Terima kasih Tuhan Kau sudah mempertemukan, menyatukan dan mengirim
dirinya untuk melengkapi hari-hariku dengan keindah seperti indahnya
dunia ini yang telah Kau buat. Hanya dirinya sekarang yang bisa
menenangkanku maupun hanya dipelukannya yang hanya sesaat.
Sekarang kebahagian bersamanya hanya menjadi kenangan dan takkan bisa
ku rasakan kembali. Aku menyadari semua itu karena salahku tapi apa
selayaknya harus seperti ini? Tetesan air mata yang menemaniku, alunan
lagu yang terdengar ditelingaku, asap rokok yang mengisi paru-paru di
setiap hembusan nafasku dan dokumen yang tak lelah menerima cerita
sehari-hari dan hatiku ini yang teriris kecil-kecil yang menjadi tipis.
Jika ini adalah keputusannya aku berusaha untuk menerimanya maupun
sulitku menerimanya karena aku tak pernah membayangkan akan menjadi
seperti ini yang berhenti begitu saja. Sekarang aku merasa tak berdaya
dan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Sudah terlalu buntu yang
ada dipikiranku.
Aku akan merindukan getaran suaranya, tingkah-lakunya, perhatiannya,
keegoisannya, marahnya, canda tawanya, sedihnya, kebahagiannya,
senyumannya, pengertiannya, pelukannya, ciumannya dan aroma tubuhnya.
Entah apa aku bisa merasakan lagi semua itu dari dirinya? Aku hanya bisa
berharap bisa merasakannya kembali maupun itu semua hanya harapan
kosong yang takkan bisa kurasakan kembali.
Aku hanya bisa terdiam meratapi kenyataan yang ada sekarang, hanya
bisa menangis dan hanya bisa duduk terdiam tanpa gerak sedikitpun. Aku
lengah kepada keadaanku sekarang yang tak ku mengerti. Aku merenung
dalam suatu kejadian ini yang di mana semuanya harus berakhir dengan
kesalahan dan keamarahan. Aku menyadari kesalahanku terlalu banyak
kepadanya tapi apakah ini jalan keluar dari kesalahanku?.
No comments:
Post a Comment