NEW POSTING // 100.000 VIWERS // PULANGLAH!"

Wednesday, December 10, 2014

Nada Dari Ujung Piano

“Nada Dari Ujung Piano”

Setetes air mata tak mampu menggambarkan sebuah perasaan, seggengam keyakinan tak akan mampu untuk kuatkan hati ini. Aku melihat sebuah piano diujung sudut kamar yang sudah berdebu, sudah berkarat, sudah lama tak aku mainkan. sebuah nada dari ujung piano itu mengingatkanku bahwa ada sesosok dirimu yang menemaniku saat jari jari ini mulai memainkan balok balok not piano, kini kesendirian yang menemaniku untuk bermain piano hati ini semakin seirama dengan nada dari ujung piano yang begitu melengking terdengar di hati ini seakan sulit untuk menahan air mata kepiluan ini.
Aku melihat ada sosok dirimu disudut ujung nada piano ini, sehempas udara meniup wajahku menyadarkanku dari khayalan mata ini bahwa ternyata itu hanya sebuah kenangan, sosok dirimu semakin jelas tapi aku tau itu hanya bayangan yang begitu jelas ada didalam otak ini.
Oh tuhan…
Apa dirinya telah hilang? Sehembus nafas yang selalu terdengar ditelingaku kini berubah hanya menjadi sekumpulan debu yang membekas diujung sudut piano, aku buka kap pianoku ada sebuah mawar merah dan selembar kertas yang berisi tulisan Hampa.

“Sayang…
Jika suatu saat nanti sosok diriku telah hilang, yang biasanya aku ada disetiap kamu memainkan piano, aku cuma mau kamu tahu sosok diriku itu sebenarnya tidak hilang hanya saja serpihan debu yang akan mengisi sosok diriku diujung sudut nada piano kamu, Aku tidak tahu seberapa pantas aku buat kamu, aku tidak tahu seberapa besar kekuatan hati kamu, dan aku tidak akan pernah tahu sampai kapan kamu mencintai aku dengan setulus hati kamu, aku hanya selalu berfikir ketika aku hanya bisa membuatmu terluka disetiap nada yang kamu mainkan aku putuskan untuk pergi, irama nada itu masih terdengar jelas di telinga ini kamu memainkan piano itu dengan senandung senyuman kamu mampu membuat sudut gelap hati ini menjadi terang. Tulisan ini tidak akan tertulis jika tidak di temani oleh tinta berwarna hitam, begitupun juga kamu sosok kamu yang selalu berwarna dan aku yang menyatuhinya hingga menjadi pelangi yang akan selalu ada ketika hujan berhenti, tapi yakinlah sayang bahwa cinta ini akan terus ada disetiap debu yang berhembus, embun yang menetes, dan nadi yang selalu berdenyut. Kasih dan cinta ini tulus hanya untukmu sayang. Maafkan aku sayang setetes tinta ini memang tak mampu untuk membuat kita selalu bersama selamanya. tapi setetes tinta ini mampu untuk membuat kasih dan cinta kita abadi selamanya”

Setelah aku membaca surat ini aku tersadar. terimakasih sayang atas segala kehadiran dirimu yang selalu ada di setiap nada piano yang aku mainkan, kini selembar surat darimu dan setangkai bunga mawar darimu masih tertata rapih bahkan aku letakan ditempat terakhir kamu letakan senyum terakhirmu diujung sudut nada pianoku. Terimakasih sayang untuk segala kasih dan sayang yang kamu berikan ke aku selama ini :")




No comments:

Post a Comment