NEW POSTING // 100.000 VIWERS // PULANGLAH!"

Friday, December 19, 2014

cukup awan yang menangis kamu jangan


Hai matahari… pagi ini sungguh indah ya jika ada kamu
Hai bintang… malam ini sungguh indah ya jika ada kamu
Hai senja… sore ini sunggu indah ya jika ada kamu
dan hai kamu… hari hari sungguh indah ya jika ada kamu, masih ada kah waktu untuk ku?



Kita terlalu hebat untuk saling berjuang hingga akhirnya kita tidak tau siapa yang akhirnya kecewa dan menghentikan waktu itu adalah hal yang mustahil begitupun dengan cinta kita memaksakan adanya kesetian didalamnya hanya untuk memperburuk hubungan ini. seakan teriakan hati kecil ini menjerit dengan hebat disetiap malam otak ini mengingat kembali mata ini hanya tertuju pada selembar kertas dan setetes tinta untuk menuliskan kembali kenangan itu, ini memang kesalahanku, dimana yang tak seharusnya aku ingat kembali, tidak seharusnya aku tulis untuk dikenang kembali. Kenapa harus ada putih kalau akhirnya hanya untuk dikotori, kenapa harus ada hitam kalo akhirnya hanya untuk diterangi. Cinta, memang tak seharusnya untuk di perjuangkan langkah kepergian ini cukup untuk menggambarkan perasaanku hal yang tak seharusnya terus bertahan karna kekecewaan. Berhentilah untuk menjelma sebagai bayangan dari ragaku aku tidak akan pernah untuk merinukannmu lagi, berhentilah untuk menjelma sebagai air mataku aku tidak akan pernah menangis untukmu, berhentilah menjelma sebagai perasaanku dan aku akan melupakan dirimu untuk selamanya. Jangan pernah lagi untuk memaksaku kembali lagi kemasa kenangan dulu engkau selalu menjelma sebagai perasaanku seakan akan kamu menyeretku kembali kedalam kenangan itu, menuju masa yang seharusnya aku lupakan hingga ragaku ini kelelahan dan hingga aku sadar bahwa aku sedang dipermainkan, dengan nafas yang terengah engah teriring isak yang tersandung di dalam tenggorokan inilah aku yang betapa ingin melupakan dirimu yang telah meninggalkanku, karna dirinya. mungkin ini cobaan terberat aku melupakanmu, bila mata lelah melihat atau pundak lelah memikul beban untuk melupakanmu ketahuilah langkahku tetaplah engkau kini aku merasa engkau telah menelan hatiku hidup hidup. itu menyakitkan! seakan pukulan keras yang membuat aku tersadar. mungkin ini waktu untuk aku terpuruk namun ketahuilah sebelum aku sudah tak lagi mencintaimu denyut nadimu masih terdengar keras didalam telingaku sebab hidup bagaikan dinding yang dingin aku harus menjadi paku sebab kamu bagaikan lukisan yang di pajangan di dinding kenangan. maafkan aku aku harus melupakanmu bukan karna sedih karna aku hanya takut menjadi bangkai yang abadi didalam hatimu.

No comments:

Post a Comment