Apa kenangan
harus sesedih ini, bila rindu yang memaksa untuk menyempurnakan kenangan kenapa
harus ada air mata yang harus menetes? mengalir begitu deras, hingga air mata
itu terasa melewati kedua pipi ini.
Aku lupa
akan caranya menghentikan rindu ini!
Aku lupa
akan caranya menghentikan air mata ini!
Kenapa harus
ada kenangan kalau hanya untuk diingat
Kenapa harus
ada rindu bila air mata yang menjadi teman dari kerinduan ini
Kita seperti
awan dan pelangi, aku awannya kamu pelanginya. Bila pelangi hadir kenapa harus
ada awan yang menangis? Setelah hujan reda pelangi pun tiba lengkungannya
menggambarkan ekspresi mulut kecewa tapi warna warni yang mengisi lengkungan
itu, jika dilihat dari jendela kecil ini, itu sangat begitu indah. Sehembus angin
membawa rindu ini mengantarkan pesan bagaikan merpati yang membawa surat,
melewati berbagai rintangan yang begitu rumit hingga akhirnya pesan rindu itu pun
tiba. Tapi percayalah rindu ini tidak dikirim oleh halnya burung merpati putih,
rindu ini terbawa begitu saja oleh hembusan angin yang melesat begitu cepat,
rintangan? baginya tidak ada artinya. Kita memang tidak ditakdirkan untuk
bersatu kita ditakdirkan hanya untuk “bertemu lalu berpisah”
No comments:
Post a Comment