HARAPAN, itu apa? keinginan yang akan di capai? Apa sesuai
dengan apa yang di inginkan? Nggak takut berakhir kecewa?
Kalo kita berfikir dalam sisi negative. HARAPAN
itu seperti orang yang lagi berharap dia peka ternyata dia nggak peka, mungkin karena
begok beneran, atau mungkin dia tau tapi pura pura begok. Sampe sampe lo harus
ngetweet supaya di abaca dan peka, sampe sampe lo menjadi anonim di ask fm
supaya bisa deke sama dia, sampe sampe lo harus ngeposting foto dengan kata
kata yang galau dan baper. Apa kalian berfikir? Semua itu nggak ada gunanya.
NAJIS!. Contoh lah seperti anak kecil yang gua ceritakan ini, ada sebuah anak
kecil yang ingin sekali memakan buah mangga yang manis, anak kecil itu ngambek
sampe sampe dia menangis dan merengek untuk meminta buah mangga ke ibunya, tapi
apa? ibunya saat itu sedang tidak punya uang. Anak kecil itu menangis hingga
bermenit menit, hingga pada akhirnya ibu itu menengangkan anaknya tersebut dan
berbicara keanaknya, anak itu diam dan mendengarkan ibunya yang sedang
berbicara anak kecil itu mengendarkannya sambil terisak isak. “nak… mamah
seorang perempuan dan kamu anak laki laki mamah, jelas laki laki lebih kuat
dari pada perempuan, tapi mamah mau kasih tau ke kamu. Mungkin ini sedikit sulit
untuk kamu mengerti dengan umur kamu yang masih anak anak mamah akan ngejelasin
dengan pelan pelan. Kamu ingat ayah?”
“ingat mah, tapi ayah kan sudah tidak ada”
“bukan berarti tidak ada kamu harus seperti ini kan ke mamah,
kamu sekarang apa apa selalu nangis kalau kamu mau minta sesuatu ke mamah, kamu
ingat ingat lagi saat kamu meminta mainan ke ayah?”
“iya mah aku ingat, saat aku meminta mainan mobil mobilan ke
ayah ayah langsung mengajak aku ke toko mainan dan ayah membiarkan aku memilih
mainan yang aku suka, aku disitu senang banget mah apa yang aku inginkan ayah
bisa mengabulkan keinginanku”
“kamu senang kan? Apa yang kamu dapatkan bisa terkabul dengan
mudah?”
“aku senang banget mahhh aku bisa mainin mobil mobilan yang
aku inginkan” anak itu sambil tersenyum
“beli mainan pake apa?”
“pake uang mah”
“nah itu kamu tahu kalau beli mainan pake uang, sekarang mamah
tanya uang ayah itu hasilnya dari mana?
“hmmm…” anak itu diam sejenak dan melanjutkan berbicara lagi
“hmmm.. ohya mah ayah dulu setiap pagi selalu kerja, aku
jarang banget setiap bangun pagi ketemu ayah, aku sampe kebingunan dan nanya ke
mamah, ayah kemana? Mamah ngasih tahu aku kalau ayah sedang kerja untuk cari
uang buat beli mainan mobil mobilan aku”
Anak itu dipangku oleh ibunya sambil di peluk oleh ibunya.
“sekarang kamu harus ingat, kamu ini anak laki laki mamah. Kamu
harus kuat. Kamu nggak boleh cengeng. Apa kamu pernah lihat ayah menangis?”
“engga pernah mah, malahan mamah mulu yang menangis. Saat mamah
sama ayah lagi berantem aku sedih melihat mamah menangis. Aku kesal dengan
sikap ayah yang seenaknya memarahi mamah, aku nggak bisa apa apa mah saat mamah
nangis, aku nggak bisa ngelakuin apa apa. yang aku bisa lakuin saat aku melihat
mamah berantem sama ayah, aku hanya bisa duduk di menyender dinding dan aku
sambil memeluk kedua dengkul aku mah, ayah jahat mah!” *anak itu menangis*
“menurut kamu ayah gimana?”
“ayah kuat mah ayah nggak pernah menangis didepan aku, malah
mamah yang selalu menangis di depan aku”
“kamu harus contoh sikap ayah yang nggak pernah nangis, tapi
jangan pernah contoh sikap ayah yang jahat ya, yaudah sekarang kamu ikut mamah
yuk, mamah mau beliin mangga yang kamu pingin”
“asikkkk!! Ayuk mah!!” anak itu melompat kegirangan.
anak itu semakin lama semakin bertumbuh besar. anak itupun
mengingat masa kecilnya saat pembicaraan itu bersama mamahnya. Anak itu
sekarang sudah besar dan dia ingin mengulang masa itu tapi menghadapinya dengan
sikap yang dewasa. Dia melihat sebuah pohon mangga dihadapannya, ia pun memetik
buah dari pohonya tapi dia tidak bisa menggapainya, sesekali dia melompat untuk
menggapai buah tersebut. Dia kelelahan dan kecapaian, hingga akhirnya dia duduk
sambil menyentuhkan kedua dengkulnya di tanah sambil menundukan kepala dan
kedua telapak tangan menyentuh ketanah. “gua nggak boleh lemah, gua harus
mencari cara supaya gua bisa mendapatkan buah tersebut” anak yang bertumbuh
dewasa itu melihat sebuah kayu berukuran tinggi, dia melilitkan batang buah
tersebut ke kayuknya hingga akhirnya buah itupun ia dapatkan. “akhirnya gua
mendapatkan apa yang selama ini gua HARAPKAN dari kecil, gua bisa mendapatkan
buah ini dengan keringat gua sendiri” anak yang bertumbuh dewasa itupun pulang
kerumah,
“mamah maafin aku ya kalo waktu kecil aku selalu nangis ke
mamah, mengHARAPKAN apa yang aku inginkan selalu dengan cara menangis,
pembicaraan waktu aku kecil aku sama sekali tidak paham, tapi setelah aku
tumbuh dewasa aku sekarang mengerti bahwa apa yang di HARAPKAN itu harus di
lakukan dengan tekat yang kuat”
“kamu sekarang mengerti kan? Jadi anak laki laki mamah yang
kuat ya, bahwa HARAPAN itu nggak selamanya selalu berakhir sedih dan air mata. Air
mata kesedihan hanyalah sebuah proses dari sebuah HARAPAN.”
Anak yang bertumbuh dewasa itupun memeluk ibunya sambil
menangis.
Gimana cerita pendek yang gua buat? Udah ada kesimpulan apa si
HARAPAN itu? Jadi sekarang buat lo jangan pernah menyerah kalo belom
mendapatkan sesuatu yang lo inginkan, air mata dan sakit hati hanyalah sebagian
kecil dari proses untuk mendapatkan apa yang kalian HARAPKAN. Oke guys? Sekarang
jangan terlalu gampang menyerah begitu ajah, Perjuangin apa yang pantas untuk
diperjuangkan.
Thanks udah mau baca blog gua,sampai jumpa di postingan gua
yang berikutnya. Selamat malam… gua Noval afriansyah. Byee..
No comments:
Post a Comment