aku pernah
mencintai tapi itu selalu berakhir miris entah itu dia yang terpengaruh oleh
orang ketiga, entah dia yang pergi karna bosan, entah dia pergi karna fisik.
Mencintai tanpa dicintai udah menjadi kisah cinta perjalananku, memilikinya
Cuma hanya bikin terluka kalau akhirnya dia memilih berakhir pergi. kesedihan
yang selalu hadir seperti gelas kaca yang sengaja ku jatuhkan ke lantai, dan
hancur berkeping keeping. hati yang tadi sebelumnya utuh kini hancur berantakan
dan sulit untuk disatukan kembali lagi menjadi “senyum”, pergilah sejauh
mungkin bila kesempurnaan yang kau pilih, semua tidak akan peduli jika aku
meneteskan air mata, mungkin dimatamu air mata ini sudah tidak ada artinya lagi
biar senyum yang akan menjelaskan sebuah arti dari kesedihan dengan senyuman
palsuku:’). Kepergianmu semakin menjauh entah dimana sosokmu aku bagaikan
melihat bayangan yang dihembus oleh angina, jejakmu membekas dihati ini engkau
memutuskan untuk pergi dengan kata kata seperti yang terbawa oleh angin,
janjimu seperti pasir yang semakin ku genggam dengan erat malah semakin hancur
dan berterbangan ditiup oleh angin. Tatap mataku! Berikan ciuman terakhir agar
aku tau jika kepergianmu itu jauh/dekat :”) pergilah jika ciuman itu sudah ku
rasakan dan akan ku artikan bahwa kepergianmu ada untuk orang ke-3 pelangi yang
kita warnai bersama hancur oleh hujan, seperti air mata yang menetes di atas
genangan air kusam. Tak sempat ku memberikan senyuman terakhir kini kau pergi
memilih dia karna dia lebih sempurna dari aku alunan cinta yang tercipta oleh
rasa seakan ingin memiliki kamu lagi 1 ikatan cinta telah terputus oleh gunting
ego yang sangat tajam memutuskan tali cinta kita, tetaplah berada dilangit
bersamanya agar engkau melihat dari atas bumi aku butuh Kamu, Aku, Cinta.
semakin tinggi inginku hanya semakin membuatku terpaku diam dan tersakiti,
jadilah bintang yang indah dilangit ketika kamu telah bersamanya, agar aku bisa
melihat ketika engkau bersinar dilangit mata ini akan selalu menatap bintang
yang sama yaitu “kamu” walaupun bintang yang ada disebelah sisimu selalu
menemanimu tapi tetap kamulah bintang yang selalu terang, lebih dari seribu
malam langit selalu menghiasi gelapnya malam. apa yang ku mau yaitu kamu sosok
bintang yang selalu bersinar, pagi tiba embun yang menggumpal di daun selalu
aku tunggu hingga dia menetes dengan sendirinya, kepergianmu pun akan akan
selalu aku tunggu hingga kau mau lagi bersamaku. malam yang berlalu hingga pagi
yang hadir adalah proses dimana embun tersebut yang dari setitik air hingga
menggumpal menjadi setetes air bersih, aku menunggu embun yang menetes sampai
waktu berhenti ternyata embunpun tak menetes juga apakah nafasku ini hanya sia
sia menunggu embun yang jatuh menetes kedalam pelukanku kenyatannya engkau
sampai aku berhenti bernafas tidak pernah kembali lagi dan kini sosok dirimu
menghilang entah dimana bintang yang selalu kulihat dilangit kini telah tiada,
hanya ada 1 tema hitam yaitu malam yang gelap tanpa hadirnya bulan dan bintaang,
mata yang mulai memjam bermaksud untuk istirahat selama lamanya, tubuh yang
mulai terbujur kaku, badang yang terbujur dingin. Disaat aku telah terkubur
oleh tanah yang merah dan bunga yang segar aku hanya bisa melihatmu tanpa
menyentuhmu, ragaku telah terkubur dalam ditanah begitupun juga dengan cintaku
yang telah ikut terkubur oleh ragaku, berhentilah menangis air matamu menetes
hingga menyentuh ragaku di dalam tanah airmatamu menetes hingga menembus tanah
dan tepat sekali menyentuh tepat di jantungku. batu nisan yang bernamakan ku,
engkau peluk dengan sekuatnya penyesalan pun engkau rasakan, Berhentilah
menangis! Teriakanku hanya sebuah udara yang tanpa ada suara. karna aku
sekarang Cuma bisa melihatmu tapi tak bisa menyentuh ragamu. Biarlah udara
tanpa suara yang menjawabnya :’)
No comments:
Post a Comment